Mual Saat Puasa? Begini Solusinya!

Sabtu, 1 Maret 2025 | Safecare Admin



mual-saat-puasa

Mual Saat Puasa? Begini Solusinya!

Safeian, bulan Ramadhan sudah tiba ! Saatnya menyambut bulan penuh berkah ini dengan semangat dan persiapan yang matang. Namun, tak sedikit dari kita yang mengalami tantangan kesehatan saat berpuasa, salah satunya adalah rasa mual.

Mual saat puasa bisa sangat mengganggu, apalagi ketika sedang beraktivitas atau menjelang waktu berbuka. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari perut kosong terlalu lama hingga dehidrasi. Jika tidak ditangani dengan baik, mual bisa membuat puasa terasa lebih berat.

Tapi jangan khawatir, Safeian! Lewat artikel ini akan membantu Safeian memahami penyebab mual saat puasa sekaligus memberikan solusi efektif untuk mengatasinya. Simak selengkapnya, yuk!

 

Gejala Mual Saat Puasa

Sebelum membahas cara mengatasinya, penting bagi Safeian untuk mengenali gejala mual saat puasa. Dengan memahami tanda-tandanya, Safeian bisa lebih cepat mengambil tindakan agar rasa mual tidak semakin parah.

 

1. Rasa tidak nyaman di perut bagian atas

Saat berpuasa, perut kosong dalam waktu lama bisa menyebabkan produksi asam lambung meningkat. Hal ini sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman di perut bagian atas, seperti sensasi perih atau begah. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi mual yang lebih intens.

 

2. Kehilangan nafsu makan saat sahur atau berbuka

Meskipun tubuh membutuhkan energi dari makanan saat sahur dan berbuka, beberapa orang justru kehilangan nafsu makan karena perut terasa tidak nyaman. Kondisi ini bisa diperparah jika Safeian langsung makan dalam porsi besar setelah berpuasa seharian, karena sistem pencernaan yang masih dalam kondisi istirahat perlu beradaptasi lebih dulu.

 

3. Sensasi ingin muntah

Sensasi ingin muntah adalah salah satu tanda paling jelas dari mual. Ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti perut kosong terlalu lama, kadar gula darah yang turun drastis, atau asupan makanan yang tidak tepat saat sahur dan berbuka.

 

4. Peningkatan produksi air liur

Saat tubuh merasa mual, otak merespons dengan meningkatkan produksi air liur sebagai mekanisme pertahanan untuk melindungi tenggorokan dan lambung. Jika Safeian merasa produksi air liur meningkat secara tiba-tiba saat puasa, itu bisa menjadi tanda awal bahwa tubuh sedang mengalami mual.

 

5. Perut terasa kembung

Kembung sering kali menyertai rasa mual, terutama jika Safeian mengonsumsi makanan yang mengandung gas berlebih atau makan terlalu cepat saat berbuka. Perut yang terasa penuh dan tidak nyaman ini bisa memicu rasa ingin muntah.

 

6. Pusing atau lemas akibat dehidrasi

Saat tubuh kekurangan cairan, tekanan darah bisa menurun, menyebabkan pusing dan rasa lemas. Kondisi ini bisa memperburuk mual dan bahkan membuat Safeian merasa hampir pingsan jika tidak segera ditangani.

 

Penyebab Mual Saat Puasa

Mual saat puasa bisa disebabkan oleh beberapa faktor utama. Berikut adalah beberapa penyebab yang paling umum:

 

1. Perut Kosong dalam Waktu Lama

Saat menjalankan ibadah puasa, tubuh kita tidak menerima asupan makanan dan minuman selama berjam-jam. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan asam lambung, yang pada akhirnya menimbulkan iritasi pada dinding lambung dan memicu rasa mual. Jika Safeian sudah memiliki riwayat maag atau gangguan pencernaan, kondisi ini bisa terasa lebih parah.

Selain itu, lambung yang kosong juga dapat memperlambat metabolisme tubuh. Ketika tubuh kekurangan energi, sistem pencernaan bisa menjadi lebih sensitif, sehingga memicu sensasi mual bahkan sebelum berbuka puasa.

 

2. Pola Makan yang Tidak Seimbang

Saat berpuasa, banyak orang tergoda untuk mengonsumsi makanan berlemak, berminyak, atau terlalu manis saat sahur dan berbuka. Sayangnya, pola makan seperti ini bisa menyebabkan gangguan pencernaan, memperparah produksi asam lambung, dan akhirnya memicu rasa mual.

Makan terlalu cepat atau dalam porsi besar saat berbuka juga bisa menjadi penyebab utama rasa tidak nyaman di perut. Lambung yang kosong dalam waktu lama butuh adaptasi sebelum menerima makanan, jadi sebaiknya mulai berbuka dengan porsi kecil dan beri jeda sebelum makan besar.

 

3. Dehidrasi

Kurangnya asupan cairan selama puasa dapat menyebabkan dehidrasi, yang memicu pusing, lemas, dan mual. Saat tubuh kehilangan terlalu banyak cairan, aliran darah ke otak bisa berkurang, menyebabkan rasa tidak nyaman dan bahkan memperburuk kondisi mual.

Selain itu, dehidrasi juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Ini dapat mempengaruhi fungsi sistem pencernaan dan saraf, sehingga menambah rasa mual yang Safeian alami.

 

Baca Juga: Kenapa Dehidrasi Saat Puasa Membuat Pusing? Ini Penjelasannya!

 

4. Kurang Tidur dan Kelelahan

Kurangnya waktu tidur karena sahur atau aktivitas yang padat di malam hari bisa membuat tubuh terasa lebih lelah saat puasa. Kondisi ini tidak hanya menurunkan daya tahan tubuh, tetapi juga memicu stres dan ketidakseimbangan hormon yang bisa memperburuk rasa mual.

Kurang tidur juga dapat mengganggu fungsi sistem saraf otonom, yang berperan dalam mengatur pergerakan usus dan produksi asam lambung. Akibatnya, Safeian mungkin merasakan perut yang tidak nyaman dan mual lebih sering.

 

5. Perubahan Gula Darah

Saat berpuasa, kadar gula darah dalam tubuh mengalami perubahan yang cukup drastis. Jika turun terlalu rendah, tubuh bisa mengalami hipoglikemia, yang ditandai dengan pusing, lemas, dan mual. Kondisi ini bisa terjadi terutama jika Safeian tidak mengkonsumsi cukup karbohidrat kompleks saat sahur.

Sebaliknya, jika Safeian mengonsumsi terlalu banyak makanan manis saat berbuka, kadar gula darah bisa melonjak secara tiba-tiba, yang juga bisa memicu rasa tidak nyaman di perut dan menyebabkan mual.

 

Cara Mengatasi Mual Saat Puasa

Setelah mengetahui penyebabnya, kini saatnya Safeian mencari tahu bagaimana cara mengatasi mual saat puasa. Beberapa langkah berikut bisa membantu Safeian tetap nyaman menjalankan ibadah puasa tanpa gangguan rasa mual.

 

1. Perhatikan Pola Makan

Salah satu kunci utama agar puasa tetap nyaman adalah menjaga pola makan yang seimbang. Saat sahur, pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serta serat agar tubuh mendapatkan energi yang bertahan lebih lama. Hindari makanan berlemak tinggi atau terlalu pedas karena bisa memicu asam lambung naik dan menyebabkan mual.

Selain itu, penting juga untuk makan secara perlahan dan dalam porsi yang cukup. Mengonsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus saat berbuka bisa membuat perut terasa penuh dan berujung pada rasa mual. Sebaiknya mulai berbuka dengan makanan ringan seperti kurma dan air putih, lalu beri jeda sebelum mengonsumsi makanan utama.

 

2. Minum Air yang Cukup

Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan cukup minum air putih saat sahur dan berbuka. Disarankan untuk mengonsumsi minimal 8 gelas air sehari, dengan pembagian: 2 gelas saat sahur, 4 gelas setelah berbuka, dan 2 gelas sebelum tidur. Hindari minuman berkafein atau bersoda karena bisa memperparah dehidrasi dan meningkatkan produksi asam lambung, yang berisiko menyebabkan mual.

 

3. Istirahat yang Cukup

Kurang tidur dapat memperparah mual saat puasa, jadi pastikan Safeian mendapatkan istirahat yang cukup. Idealnya, orang dewasa membutuhkan 7–9 jam tidur per hari. Jika sulit mendapatkan tidur yang cukup di malam hari karena sahur, cobalah untuk menyempatkan tidur siang selama 20–30 menit agar tubuh tetap segar.
 

4.Gunakan Minyak Telon Aromaterapi 

Minyak telon dengan aroma terapi dapat membantu mengurangi rasa mual dan memberikan efek relaksasi. Safeian bisa mencoba produk seperti Safe Care Minyak Telon 3 Point Oil Aromatherapy Roll-On untuk membantu meredakan mual saat puasa.

Sebab, Safe Care Minyak Telon 3 Point Oil Aromatherapy Roll On diformulasikan dengan berbagai jenis minyak alami dan memiliki kandungan essential oil lebih banyak agar lebih efektif, yang dapat membantu mengurangi gejala mual dan muntah. 

Selain itu, minyak telon Safe Care ini juga sangat mudah digunakan. Anda bisa langsung mengoleskannya di perut, di belakang leher, ataupun menghirupnya untuk meredakan gejala mual yang Anda rasakan.

Kemudian sensasi hangat dari minyak telon akan menyebar dan meresap hingga ke dalam kulit. Sehingga dapat memberikan sensasi yang menenangkan dan nyaman, yang dapat mengalihkan Anda dari rasa mual tersebut.

 

5. Konsumsi Makanan yang Mengandung Jahe Saat Berbuka

Jahe dikenal memiliki sifat anti-mual yang dapat membantu menenangkan lambung dan mengurangi produksi asam berlebih. Mengonsumsi makanan atau minuman berbahan jahe saat berbuka bisa membantu tubuh beradaptasi lebih baik setelah seharian berpuasa. Jahe juga dapat merangsang produksi enzim pencernaan, sehingga membantu mengurangi rasa begah atau kembung yang sering menyertai mual.

Selain itu, jahe memiliki efek menenangkan pada sistem saraf, yang dapat membantu meredakan stres dan ketegangan yang mungkin memperburuk rasa mual. Safeian bisa mencoba teh jahe hangat, sup jahe, atau menambahkan sedikit jahe dalam makanan berbuka untuk mendapatkan manfaatnya.

 

6. Hindari Aktivitas Berat Saat Puasa

Melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat saat puasa dapat mempercepat dehidrasi dan menurunkan kadar gula darah dengan cepat. Kondisi ini bisa menyebabkan tubuh terasa lemas, pusing, dan akhirnya memicu rasa mual. 

Beberapa contoh aktivitas berat yang sebaiknya dihindari adalah olahraga intens, mengangkat beban berat, atau pekerjaan fisik yang menguras energi secara berlebihan.

 

Langkah Pencegahan agar Tidak Mual Saat Puasa

Meskipun lapar dan dehidrasi memang sangat sulit dihindari saat berpuasa, namun Anda dapat menerapkan beberapa tips berikut untuk mencegah mual berikut ini:

 

1. Persiapkan Tubuh dengan Baik Sebelum Puasa

Langkah pertama untuk mencegah mual adalah dengan mempersiapkan tubuh dengan baik sebelum puasa. Karena tubuh yang sehat akan membuat Anda berpuasa dengan lebih nyaman.

Selain itu, mempersiapkan tubuh agar sehat ketika menjalani puasa juga dapat membantu Anda menjaga energi dan mencegah adanya komplikasi masalah kesehatan yang serius. Hal ini juga yang membuat berbagai artikel kesehatan merekomendasikan Anda untuk melakukan medical check up rutin sebelum memulai puasa, khususnya bagi penderita diabetes dan hipertensi.

 

2. Jaga Pola Makan Seimbang

Agar tak gampang mual selama puasa, Anda juga perlu menjaga pola makan yang seimbang. Maksudnya, Anda bisa mengatur porsi makan saat buka dan sahur dengan cukup.

Kemudian hindari makanan berminyak, mengandung gula tinggi, atau memiliki kadar natrium yang tinggi. Anda sangat direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan tinggi serat dan multivitamin, yang dapat menjaga energi tubuh dan memperkuat sistem imun Anda.

 

3. Gunakan Minyak Kayu Putih Aromaterapi 

Anda juga dapat mencegah mual dan rasa tidak nyaman di perut saat berpuasa dengan menggunakan Safe Care Minyak Kayu Putih Euca Aromatherapy

Nah, manfaatnya banyak seperti meredakan sakit perut, perut kembung, gejala masuk angin, mual, loh. Minyak Kayu Putih Aromaterapi Safe Care ini dapat memberikan aroma menenangkan dan memiliki kandungan essential oil lebih banyak agar lebih efektif, benefitnya meredakan perut kembung dan melegakan pernapasan. 

 

 

4. Tetap Tenang dan Hindari Stres
 

Selanjutnya, Anda juga bisa mencegah mual saat puasa dengan menenangkan diri dan mengatur tingkat stres yang Anda rasakan. Stres berlebihan dapat memperparah rasa mual dan bahkan bisa menjadi pemicu dari gejala tersebut.

Sebagai langkah manajemen stres, Anda dapat mengoleskan dan menghirup perlahan aroma Safe Care Minyak Angin Lavender. Kandungan essential oil  lavender dapat membantu Anda relaks.

Bisa juga ditambah dengan mengambil jeda sejenak dari pekerjaan Anda, tidur sebentar, atau melakukan konseling bila tekanan yang Anda alami sangatlah berat.

 

 

Sumber Referensi:

  1. Does Hunger Cause Nausea?. Healthline. Medically reviewed by Stacy Sampson, D.O. Diakses 2025
  2. The Relationship Between Fasting Duration and The Incidence of Post Operative Nausea and Vomiting in Spinal Anesthesia Patients. Global Indonesia Health Care. Diakses 2025
  3. Nausea & Vomiting. Cleveland Clinic. Diakses 2025
  4. Chronic Nausea Causes. Stanford Health Care. Diakses 2025

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar