Penyebab Perut Kembung Saat Puasa Berlangsung

Selasa, 13 Februari 2024 | Safecare Admin



perut-kembung-saat-puasa

Sensasi perut yang terasa kembung dan begah selama menjalani puasa seringkali menjadi pengganggu jalannya ibadah ini. Kondisi tersebut biasanya timbul akibat konsumsi makanan dan minuman yang tidak sesuai. Dalam kondisi ini, sistem tubuh akan mengalami berbagai perubahan kondisi yang akibat pola makan dan pola tidur yang berubah dari waktu normal. Dengan kondisi seperti itu, akan terjadi sebuah gangguan pencernaan yang ditandai dengan gejala perut kembung. Perut kembung adalah kondisi dimana penderita akan merasa perutnya penuh dan sesak, sehingga timbul rasa nyeri yang tidak mengenakkan.

Hal ini tentunya tidak boleh disepelekan, sebab kondisi ini bisa menjadi sebuah pertanda bahwa terjadi gangguan di saluran pencernaan yang membutuhkan penanganan segera. Lalu apa saja penyebab dari terjadinya perut kembung di tengah-tengah puasa? Baca tulisan ini sampai habis!

 

1. Kurang Asupan Serat Saat Sahur dan Buka Puasa

Sebagai salah satu komponen makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, serat memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan pencernaan. Kehadirannya membantu memperlancar proses pencernaan, mencegah sembelit, dan memastikan keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan. 

Kurangnya serat dalam makanan selama puasa dapat menyebabkan penderita akan merasakan sensasi yang tidak mengenakkan dari perutnya, lalu diikuti dengan penurunan frekuensi buang air besar, serta volume tinja yang dikeluarkan berkurang. Hal ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan, yang ditandai dengan gejala tambahan seperti feses keras yang sulit dikeluarkan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya wasir atau masalah pencernaan lainnya.

Oleh karena itu, dalam rangka menjaga kesehatan pencernaan ketika sedang berpuasa, sebaiknya konsumsilah makanan yang kaya serat ketika sedang sahur dan berbuka puasa. Makanan yang dimaksud termasuk buah-buahan, sayuran, dan sumber serat lainnya yang dapat membantu menjaga keseimbangan nutrisi selama bulan puasa.

 

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Pencernaan

 

2. Konsumsi Makanan Pedas Yang Berlebihan

Bukan orang Indonesia jika tidak menyukai makanan pedas. Pada saat waktu berbuka puasa pun kita sering menjumpai adanya makanan dengan bumbu cabai yang berlimpah. Namun tidak banyak orang mengetahui bahwa makanan pedas apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak akan menimbulkan masalah kesehatan terutama pada pencernaaan, yang ditandai dengan gejala perut kembung. Tinjauan dr. Patricia Lukas Goentoro dari Hello sehat, salah satu penyakit penyerta yang akan datang sebagai dampak buruk makanan pedas adalah GERD, atau yang dikenal dengan refluks asam lambung. Ketika Anda mengalami GERD, akan ada sensasi terbakar di dada akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan.

Selain sensasi terbakar di dada, GERD juga dapat dikenali melalui gejala pencernaan, seperti bersendawa secara berulang, mual, dan muntah. Beberapa individu yang menderita GERD juga mengalami keluhan rasa asam di mulut. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, dapat mengakibatkan peradangan pada saluran kerongkongan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kesulitan menelan makanan yang masuk.

 

3. Terlalu Banyak Makan Makanan Yang Mengandung Gula

Asupan gula memiliki manfaat untuk mengembalikan energi tubuh yang terkuras setelah menjalani berpuasa sepanjang hari. Namun, konsumsinya juga harus dibatasi karena jika dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Bulan puasa selain identic dengan makanan pedas, juga terkenal dengan berbagai makanan manis dan minuman yang mengandung gula seperti teh, sirup, jus, dan lain sebagainya. Kelebihan mengonsumsi makanan dan minuman manis dapat menyebabkan perut menjadi kembung. Dan juga dapat berujung pada penyakit paling mematikan, yaitu Diabetes.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar orang dewasa tidak mengkonsumsi gula lebih dari 12 sendok teh gula per hari.Karena itu, untuk menghindari konsumsi gula berlebih dan konsekuensinya selama bulan puasa kurangi asupan gula dalam makanan dan minuman saat sahur dan buka. Sebaiknya makanlah makanan yang dapat memberikan rasa kenyang lebih lama, seperti makanan yang mengandung serat, karbohidrat kompleks, dan protein.

 

4. Pola Makan Yang Tidak Teratur

Hal ini terjadi karena pola makan yang tidak dijaga dengan baik dapat mengganggu proses pencernaan tubuh. Saat berpuasa, waktu makan hanya pada sahur di pagi hari dan waktu berbuka menjelang malam hari. Dalam waktu tersebut jika seseorang tidak mengatur pola makan dengan baik, mereka cenderung untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat saat waktu berbuka tiba. 

Konsumsi makanan dalam jumlah besar ini dapat menyebabkan penumpukan gas dalam perut, yang pada akhirnya menyebabkan perut terasa kembung. Selain itu pola makan yang tidak teratur juga dapat memengaruhi produksi asam lambung, yang dapat memicu gejala kembung. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan yang teratur dan seimbang saat berpuasa, dengan mengonsumsi makanan dalam porsi yang wajar dan memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi agar dapat mengurangi risiko terjadinya perut kembung.

 

5. Naiknya Asam Lambung

Faktor ini dapat dipicu oleh beberapa kebiasaan tertentu, seperti kebiasaan tidur setelah sahur dan kegiatan makan malam yang terlalu dekat dengan waktu tidur. Kebiasaan-kebiasaan tersebut sulit dihindari, terutama mengingat waktu yang singkat untuk makan berdekatan dengan shalat tarawih. Sehingga waktu makan malam akan bergeser dari jam normalnya.

Ditambah lagi setelah Anda makan malam di waktu yang larut, kemudian dilanjutkan dengan tidur dalam keadaan perut yang baru diisi makanan. Hal ini dapat mengakibatkan beban berat pada kinerja sistem pencernaan yang ditandai dengan kembungnya perut. Dampaknya, Keadaan ini menghasilkan tekanan pada dinding lambung dan menimbulkan sensasi mual tersebut, bahkan bisa berujung pada keinginan untuk muntah.

 

Baca Juga: Cara Mengatasi Sakit Perut Saat Puasa

 

6. Kurangnya Aktivitas FIsik

Bagi orang yang tidak memiliki kegiatan atau tidak bekerja namun tetap menjalani puasa, sebaiknya lakukan kegiatan apapun. Karena pada masa ini, sistem tubuh cenderung memperlambat metabolisme untuk menghemat energi. Kurangnya aktivitas fisik selama puasa dapat mengakibatkan penurunan pergerakan usus, sehingga proses pencernaan makanan menjadi lambat. 

Hal ini dapat menyebabkan penumpukan gas dalam saluran pencernaan, yang pada akhirnya menyebabkan perasaan yang tidak nyaman di perut. Aktivitas fisik membantu dalam merangsang pergerakan usus dan mempercepat proses pencernaan, sehingga kurangnya aktivitas fisik selama puasa dapat meningkatkan risiko terjadinya perut kembung.

 

7. Meredakan Perut Kembung Dengan Minyak Angin Safe Care

Selama bulan Ramadhan, sangat penting untuk mempertahankan kesehatan tubuh agar ibadah dapat berjalan optimal. Salah satu aspek yang memerlukan perhatian khusus dalam kelancaran puasa adalah kesehatan pencernaan. Ketika puasa, kita tidak diperbolehkan untuk makan dan minum. Secara otomatis juga tidak boleh mengonsumsi obat-obatan ketika sedang mengalami gangguan pencernaan, kecuali ia harus membatalkan puasanya.

Adakah penanganan gangguan perut kembung tanpa harus meminum obat? Sehingga puasa tetap berjalan normal hingga waktu berbuka tiba. Jawabannya ada, dengan menggunakan minyak angin. Menggunakan minyak angin sebagai cara untuk meredakan sakit perut saat berpuasa telah menjadi kebiasaan umum di masyarakat. Penggunaan minyak angin dapat memberikan efek menyegarkan dan memberikan sensasi dingin pada area yang dioleskan.  

 

 

Salah satu produk minyak aromaterapi yang bisa Anda andalkan saat ini adalah Safe Care Minyak Angin Forest 10ml. Dengan kemasan yang kompak, minyak angin ini dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. Anda bisa gunakan ini untuk meredakan gejala perut kembung saat puasa berlangsung. Selain itu, Safe Care Minyak Angin Forest 10ml juga dapat digunakan untuk mengobati gejala lainnya. Seperti masuk angin, pusing, hingga gigitan serangga.

Minyak angin dari Safe Care ini bisa Anda dapatkan di marketplace online resmi Safe Care. Jadi, ayo tunggu apa lagi? Beli Safe Care Forest sekarang juga!#yangadaSAFenya

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar