Tips Menjaga Kesehatan Pencernaan Selama Puasa

Selasa, 13 Februari 2024 | Safecare Admin



cara-menjaga-kesehatan-pencernaan

Salah satu aspek yang memerlukan perhatian khusus dalam kelancaran puasa adalah kesehatan pencernaan. Kita semua tahu selama bulan Ramadhan, semua aspek kesehatan dalam tubuh secara keseluruhan agar kegiatan puasa dapat berjalan optimal. Perihal kesehatan pencernaan ini memang masalah krusial karena sistem organ ini paling terdampak kinerjanya, karena sepanjang hari mulai dari imsak di pagi hari hingga waktu buka di petang hari tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman.

Jadi sudah jelas, bahwa ada potensi penyakit dari perubahan pola makan yang dapat mengganggu jalannya puasa. Oleh karena itu, ikuti langkah-langkah yang akan kami jelaskan berikut dalam upaya mencegah gangguan pencernaan saat berpuasa.

 

1. Mengonsumsi Makanan Bergizi Saat Sahur

Sahur merupakan kegiatan yang disunnahkan untuk dilakukan ketika hendak melakukan ibadah puasa. Dengan sahur, Anda juga mendapatkan asupan energi agar dapat menjalani puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Selain aktivitasnya, menu makanannya juga menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam waktu sahur. Ketika berpuasa, sistem pencernaan kita melakukan penyesuaian dengan jadwal pola makan sebanyak dua kali dalam satu hari pada waktu pagi dan malam hari saja. Artinya, dibutuhkan makanan yang mengandung nutrisi dan gizi yang seimbang untuk menjaga tubuh tetap sehat saat dan setelah berpuasa seharian.

Tinjauan dr. Rosmy Barrios, MD dari Health Reporter, idealnya ada dua makanan berikut ini agar rasa kenyangnya terasa lebih lama dan Anda tetap berenergi untuk menjalani puasa. Makanan itu adalah sebagai berikut: 

 

Sayur Sop

Sop merupakan makanan yang memiliki banyak sayuran di dalamnya. Tidak hanya sayuran saja, dalam sop terkadang juga ada daging sebagai pelengkap yang menjadi salah satu kondimen makanan ini.

Dengan Anda mengonsumsi sop ketika sahur, Anda sudah berperan dalam menghentikan sel-sel di perut untuk memproduksi hormon yang mengatur rasa lapar dan nafsu makan pada tubuh. Sebuah studi dari Pennsylvania State University menjelaskan bahwa orang yang mengonsumsi sop di pagi hari konsumsi makan siangnya akan berkurang 100 gram dari porsi normal. 

 

Telur

Berkat kandungan protein dan lemak pada telur, rasa lapar bisa Anda tahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun, pastikan telur diolah betul-betul agar bakteri salmonella didalamnya bisa hilang dan aman untuk dikonsumsi.

 

2. Konsumsi Air yang Cukup pada Waktu Sahur dan Berbuka

Secara umum, kebutuhan cairan harian manusia idealnya adalah 2 liter atau setara dengan 8 gelas air putih. Alasannya adalah sekitar 80 persen dari komposisi tubuh manusia terdiri dari air. Kekurangan asupan cairan dapat berpotensi menimbulkan dampak negatif terutama pada sistem pencernaan.

Dikutip dari Kementerian Kesehatan RI, keseimbangan cairan selama berpuasa bisa Anda terapkan dengan konsep 2-4-2. Artinya, pada saat berbuka, minumlah 2 gelas air putih guna menggantikan cairan yang hilang selama beraktivitas di tengah puasa.

Selanjutnya, untuk mempertahankan asupan cairan saat malam hari hingga menjelang tidur. Minumlah 4 gelas air putih dengan pola satu gelas sebelum makan, satu gelas setelah makan malam, satu gelas setelah tarawih, dan satu gelas menjelang tidur. Dengan cara ini Anda dapat membantu pelancaran proses pencernaan makanan dalam perut.

Pada saat sahur, setidaknya dua gelas air putih disiapkan disamping bersama makanan yang mengandung serat dan nutrisi. Pembagian ini dapat dilakukan dengan satu gelas saat bangun tidur atau sebelum makan sahur, dan satu gelas setelah makan sahur. Dengan menjalankan pola ini, Anda sudah memenuhi kebutuhan cairan tubuh secara optimal selama puasa berlangsung.

 

3. Hindari Makan Berlebihan Saat Sahur dan Berbuka

Proses interaksi antara otak dan perut dalam memberi sinyal kenyang pada saat mengonsumsi makanan berhenti sekitar 15-20 menit setelah suapan pertama masuk ke dalam mulut. Hal ini didasarkan pada mekanisme fisiologis tubuh yang melibatkan pelepasan hormon kenyang seperti leptin dan peptida YY (PYY) dari saluran pencernaan ke dalam darah, yang kemudian memberi sinyal kepada otak bahwa tubuh sudah terpenuhi dengan makanan.

Penelitian yang dilakukan oleh Katherine J. Wu dari The Atlantic menemukan hubungan yang signifikan antara kecepatan makan dan kelebihan berat badan. Studi tersebut menyoroti bahwa pola makan yang terlalu cepat dapat menjadi salah satu penyebab peningkatan berat badan yang berlebihan. Ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan perhatian saat makan dengan cepat, yang sering kali menyebabkan konsumsi makanan yang berlebihan karena sinyal kenyang yang terganggu.

Oleh karena itu, ketika Anda makan terlalu cepat, tubuh tidak memiliki waktu yang cukup untuk merespons dan menerima sinyal kenyang secara efektif. Hal ini dapat mengakibatkan rasa lapar masih ada, bahkan setelah konsumsi asupan makanan yang cukup.

Ketika tubuh tidak mampu memproses makanan secara efisien karena makan terlalu cepat, ini dapat menyebabkan penumpukan gas dan pembengkakan di dalam saluran pencernaan, yang pada gilirannya menyebabkan perut terasa kembung dan tidak nyaman. Oleh karena itu, sebaiknya makan secara perlahan dan sewajarnya untuk memberi kesempatan bagi tubuh untuk merespons sinyal kenyang dengan tepat guna menjaga keseimbangan berat badan dan kesehatan pencernaan yang optimal.

 

Baca Juga: Cara Mengatasi Masalah Pencernaan Selama Puasa

 

4. Kurangi Konsumsi Makanan Pedas dan Berlemak

Makanan pedas memang seru ketika dikonsumsi, namun kita semua tahu bahwa makanan pedas apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak akan menimbulkan masalah kesehatan terutama pada pencernaaan. Berbagai penyakit penyerta yang akan datang sebagai dampak buruk makanan pedas adalah GERD, atau yang dikenal dengan refluks asam lambung. Ketika Anda mengalami GERD, akan ada sensasi terbakar di dada akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan.

Selain makanan pedas, makanan berlemak juga sebaiknya dihindari demi menjaga kesehatan pencernaan. Salah satu contoh makanan berlemak yang sering dikonsumsi orang saat puasa adalah gorengan. Gorengan mengandung lemak jenuh hasil dari proses menggoreng dengan durasi lama dan minyak yang memenuhi wajan. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, tentu makanan ini dapat meningkatkan risiko obesitas dan meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Selain itu, konsumsi berlebihan gorengan juga dapat memperlambat pengosongan lambung, sehingga menyebabkan peningkatan asam lambung dan sensasi panas di tenggorokan.

 

6. Sedia Selalu Minyak Angin Untuk Meredakan Gangguan Pencernaan

Ketika kita mengalami gangguan pencernaan, seperti sembelit, mual muntah, dan juga diiringi sakit kepala. Sedangkan waktu berbuka masih panjang, lalu bagaimana penanganannya? Jawabannya adalah dengan mengoleskan minyak angin aromaterapi pada perut. Menggunakan minyak angin sebagai cara untuk meredakan sakit perut saat berpuasa telah menjadi kebiasaan umum di masyarakat. Penggunaan minyak angin apat memberikan efek menyegarkan dan memberikan sensasi dingin pada area yang dioleskan.  

 

 

Salah satu produk minyak aromaterapi yang bisa Anda andalkan saat ini adalah Safe Care Minyak Angin Forest 10ml. Dengan kemasan yang kompak, minyak angin ini dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. Anda bisa gunakan ini untuk meredakan pusing atau sakit kepala yang meradang ketika beraktivitas pada masa puasa berlangsung. Selain itu, Safe Care Minyak Angin Forest  juga dapat digunakan untuk mengobati masuk angin, serta gigitan serangga.

Minyak angin dari Safe Care ini bisa Anda dapatkan di warung terdekat atau marketplace online pilihan Anda. Jadi, ayo tunggu apa lagi? Beli Safe Care Forest sekarang juga!#yangadaSAFenya

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar