Cara Mengatasi Masalah Pencernaan Saat Puasa

Selasa, 13 Februari 2024 | Safecare Admin



cara-mengatasi-masalah-pencernaan

Selama bulan Ramadhan, penting untuk mempertahankan kesehatan tubuh agar ibadah dapat berjalan optimal. Salah satu aspek yang memerlukan perhatian khusus dalam kelancaran puasa adalah kesehatan pencernaan. Menurut laporan yang dikutip dari Indonesian Journal of Islam and Public Health, puasa memberikan waktu bagi organ pencernaan untuk beristirahat. Kondisi ini dapat mengurangi risiko dari masalah pencernaan yang bisa terjadi.

Meski begitu, perlu dicatat bahwa ada potensi penyakit dari perubahan pola makan yang dapat mengganggu jalannya puasa. Oleh karena itu, ikuti langkah-langkah yang akan kami jelaskan berikut dalam upaya mencegah gangguan pencernaan saat berpuasa.

 

1. Konsumsi Makanan Kaya Serat dan Mudah Dicerna

Makanan dengan kadar serat tinggi memiliki peran dalam memperlambat proses pengosongan lambung. Tidak hanya itu, asupan serat yang cukup juga dapat membantu mencegah sembelit, yang dapat terjadi akibat perubahan pola makan, kekurangan cairan dan nutrisi, serta penurunan jam tidur selama bulan Ramadhan. 

Dikutip dari laman kesehatan Good Doctor, beberapa contoh makanan tinggi serat yang dapat dikonsumsi selama berpuasa antara lain adalah alpukat, wortel, dan brokoli.

Sebagai buah kaya serat, alpukat mengandung 6,7 gram serat per 100 gram. Serat dalam alpukat dapat merangsang pertumbuhan bakteri baik di usus. Setelah itu ada wortel dengan kandungan 2,8 gram serat dan 89,9 gram air per 100 gram. Dengan kandungan air dan serat dari wortel, ia mampu melancarkan saluran pencernaan dan mencegah sembelit yang dapat dirasakan beberapa jam setelah sahur.

Lalu brokoli hijau. Tanaman ini mengandung 3,3 gram serat per 100 gram porsinya. Konsumsi brokoli hijau juga manfaat positif bagi pencernaan selama berpuasa. Dengan demikian, memilih makanan tinggi serat yang telah disebutkan tadi dapat menghindari penyakit dan gangguan pencernaan yang dapat menghambat aktivitas Anda selama berpuasa.

 

2. Jaga Asupan Air Yang Dibutuhkan Tubuh

Dikutip dari Kementerian Kesehatan RI, selama lebih dari 12 jam, tubuh tidak mendapatkan asupan air dan makanan. Hal ini menimbulkan tantangan terhadap pemenuhan kebutuhan tubuh dalam mengubah sumber asupan menjadi energi yang diperlukan saat beraktivitas. Untuk itulah, keseimbangan cairan selama berpuasa bisa Anda terapkan dengan konsep 2-4-2. Artinya, pada saat berbuka, minumlah 2 gelas air putih guna menggantikan cairan yang hilang selama beraktivitas di tengah puasa.

Selanjutnya, untuk mempertahankan asupan cairan saat malam hari hingga menjelang tidur. Minumlah 4 gelas air putih dengan pola satu gelas sebelum makan, satu gelas setelah makan malam, satu gelas setelah tarawih, dan satu gelas menjelang tidur. Dengan cara ini Anda dapat membantu pelancaran proses pencernaan makanan dalam perut.

Pada saat sahur, setidaknya dua gelas air putih disiapkan disamping bersama makanan yang mengandung serat dan nutrisi. Pembagian ini dapat dilakukan dengan satu gelas saat bangun tidur atau sebelum makan sahur, dan satu gelas setelah makan sahur. Dengan menjalankan pola ini, Anda sudah memenuhi kebutuhan cairan tubuh secara optimal selama puasa berlangsung.

 

3. Hindari Makan Makanan Pedas

Makanan pedas memang seru ketika dikonsumsi, namun kita semua tahu bahwa makanan pedas apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak akan menimbulkan masalah kesehatan terutama pada pencernaaan. Berbagai penyakit penyerta yang akan datang sebagai dampak buruk makanan pedas adalah GERD, atau yang dikenal dengan refluks asam lambung. Ketika Anda mengalami GERD, akan ada sensasi terbakar di dada akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan.

Selain sensasi terbakar di dada, GERD juga dapat dikenali melalui gejala pencernaan, seperti bersendawa secara berulang, mual, muntah, gangguan lambung, dan bahkan kesulitan bernapas. Beberapa individu yang menderita GERD juga mengalami keluhan rasa asam di mulut. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, dapat mengakibatkan peradangan pada saluran kerongkongan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kesulitan menelan makanan yang masuk. 

 

Baca Juga: Cara Mengatasi Sakit Perut Saat Puasa

 

4. Jangan Makan Cepat-Cepat

Proses komunikasi antara otak dan perut dalam menginformasikan asupan makanan dihentikan atau dalam artian kenyang kira-kira sekitar 15–20 menit. Penelitian yang dilakukan oleh Katherine J. Wu dari The Atlantic menunjukkan adanya korelasi antara kecepatan makan dan kelebihan berat badan. Studi tersebut menyoroti bahwa perilaku makan yang terlalu cepat dapat menjadi faktor kontributor terhadap peningkatan berat badan yang berlebih. Selain itu, kebiasaan makan cepat akan mendistraksi otak untuk makan terus karena sinyal yang dibutuhkan untuk menghentikannya terganggu. Dan pada akhirnya perut akan kembung akibat banyaknya asupan yang masuk.

 

5. Kurangi Konsumsi Kafein

Mengonsumsi kopi pada pagi hari merupakan kegiatan rutin yang dilakukan banyak orang. Ketika bulan Ramadhan tiba, kebiasaan ini diubah jamnya pada makan sahur. Sekadar informasi, kandungan kafein dalam kopi adalah hal yang dinantikan oleh para penggemar kopi. 

Alasannya adalah kafein dapat memberikan kesegaran dan sugesti tubuh agar tetap terjaga saat beraktivitas sepanjang hari. Karena itu minum kopi saat sahur adalah untuk meningkatkan kebugaran dan energi tubuh selama menjalani puasa dan juga pekerjaannya.

Namun demikian, Profesor Ari Fahrial Syam, seorang Pakar Kesehatan dari FKP UNAIR, menyarankan agar kebiasaan ini dihindari. Meskipun jumlah kopi yang diminum mungkin sedikit, hal ini tetap berdampak buruk pada sistem pencernaan tubuh. Selain itu, kafein dalam kopi juga dapat melemahkan otot kandung kemih, mengakibatkan keterbatasan kapasitas penampungan air seni. Konsekuensinya, Anda yang menggemari minuman ini akan kesulitan dalam buang air kecil.

 

6. Kurangi Makanan dan Minuman Manis Saat Sahur dan Berbuka

Asupan gula memiliki manfaat untuk mengembalikan energi tubuh yang terkuras setelah menjalani berpuasa sepanjang hari. Namun, konsumsinya juga tidak boleh berlebihan karena hal tersebut dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Kita semua tahu Bulan puasa identik dengan berbagai makanan dan minuman manis. Kelebihan mengonsumsi makanan manis dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, termasuk diabetes.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar orang dewasa tidak mengkonsumsi gula lebih dari 12 sendok teh gula  per hari.Karena itu, untuk menghindari konsumsi gula berlebih dan konsekuensinya selama bulan puasa kurangi asupan gula dalam makanan dan minuman saat sahur dan buka. Sebaiknya makanlah makanan yang dapat memberikan rasa kenyang lebih lama, seperti makanan yang mengandung serat, karbohidrat kompleks, dan protein.

 

7. Oleskan Minyak Angin Jika Merasakan Nyeri di Bagian Perut

Ketika kita mengalami gangguan pencernaan, seperti sembelit, mual muntah, dan juga diiringi sakit kepala. Sedangkan waktu berbuka masih panjang, lalu bagaimana penanganannya? Jawabannya adalah dengan mengoleskan minyak angin aromaterapi pada perut. 

Menggunakan minyak angin sebagai cara untuk meredakan sakit perut saat berpuasa telah menjadi kebiasaan umum di masyarakat. Penggunaan minyak angin dapat memberikan efek menyegarkan dan memberikan sensasi dingin pada area yang dioleskan.  

 

 

Salah satu produk minyak aromaterapi yang bisa Anda andalkan saat ini adalah Safe Care Minyak Angin Forest 10ml. Dengan kemasan yang kompak, minyak angin ini dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. Anda bisa gunakan ini untuk meredakan nyeri perut yang meradang ketika beraktivitas pada masa puasa berlangsung. Selain itu, Safe Care Minyak Angin Forest 10ml juga dapat digunakan untuk mengobati masuk angin, serta gigitan serangga.

Safe Care Minyak Angin Forest ini bisa Anda dapatkan di marketplace official store Safe Care. Jadi, ayo tunggu apa lagi? Beli Safe Care Forest sekarang juga!#yangadaSAFenya

Tulis Komentar

Login dahulu untuk membuat komentar

Komentar

Belum ada komentar